Minggu, 06 April 2014

Evolusi Pencarian Batin Ketuhanan ku


Kebatinan Jawa (Kejawen) pada dasarnya adalah sebuah laku kepercayaan ketuhanan, bukan agama, dan kepercayaan ketuhanan kejawen itu tidak membutuhkan kitab suci, karena pendekatan mereka kepada Tuhan dilakukan secara langsung dan pribadi, dengan rasa , dengan batin , tidak mendasarkan diri pada ajaran sebuah kitab suci. Dan pengertian umum Manunggaling Kawula Lan Gusti dalam konsep kejawen adalah hubungan manusia dengan Tuhannya secara langsung dan pribadi. Itulah yang disebut agama kaweruh. Agama mereka bisa apa saja, tetapi orang Jawa mempunyai penghayatan sendiri tentang Tuhan. Melalui olah rasa dan batin manusia Jawa berusaha mengenal Tuhan dan menyatu secara langsung dengan Tuhan, tidak melalui nabi-nabi seperti halnya agama-agama modern.

Betapa kecilnya kita

Banyak manusia merasa jauh dari Tuhan, tidak menemukan jalan mencapai Tuhan, tidak menemukan "Terang" Tuhan, tidak dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia, karena tidak banyak manusia yang menyadari dan mengimani bahwa "Cahaya" dan "Kuasa"  Tuhan melingkupi / menyelimuti semua kehidupan di bumi. Ditambah lagi adanya berbagai macam pencitraan dan pengkultusan manusia tentang Tuhan yang cenderung melebih-lebihkan dan semakin mengaburkan kesejatianNya, hanya menjadikan Tuhan terasa semakin jauh untuk dijangkau dan menjadikan mustahil manusia dapat mengenal Tuhan secara pribadi.


Adanya rasa ketuhanan itulah yang menentukan ada-tidaknya panggilan batin manusia untuk mengenal Tuhan, untuk beragama, untuk mengimani agama, untuk beribadah dan untuk beriman kepada Tuhan.

Rasa ketuhanan itulah yang menentukan ada-tidaknya panggilan batin manusia untuk memuliakan Tuhan
(memuliakan Tuhan tidak selalu sama artinya dengan memuliakan agama).

Kurangnya rasa ketuhanan akan menjauhkan manusia dari keinginan untuk berketuhanan.
Kurangnya rasa ketuhanan akan menjauhkan manusia dari keinginan beribadah kepadaNya.
Kurangnya rasa ketuhanan juga menyebabkan manusia merasa beriman, walaupun enggan beribadah.
Kurangnya rasa ketuhanan juga menyebabkan manusia merasa beriman, walaupun sehari-harinya dirinya mengabaikan Tuhan dan agama / ibadah.
Kurangnya rasa ketuhanan akan menjauhkan manusia dari keinginan memuliakan Tuhan, hanya memuliakan dirinya sendiri, agama dijadikan alat / kedok saja untuk memuliakan dirinya sendiri di mata orang lain.
Kurangnya rasa ketuhanan juga menyebabkan manusia merasa beriman, yang walaupun rajin beribadah, tetapi perbuatan-perbuatannya menyimpang dari budi pekerti yang baik, tidak mencerminkan perbuatan-perbuatan mulia dari sesosok pribadi yang mulia, perbuatan-perbuatannya tidak mencerminkan kehidupan manusia mulia yang sudah mengenal Tuhan.

Secara umum kebatinan ketuhanan, walaupun banyak juga yang dilakukan melalui perkumpulan / komunitas keagamaan, tetapi lebih banyak yang dilakukan orang secara pribadi. Selain dilakukan dengan rajin menekuni jalan kepercayaan dan mendalami pengetahuan agamanya, rajin beribadah, berdoa, rajin membaca kitab suci, menjalankan perintah-perintah agama, juga melakukan usaha yang lebih dengan penekanan yang utama pada usaha untuk bisa lebih mengenal Tuhan dan memahami sisi Pribadi-Nya, bukan sebatas mengikuti saja ajaran, dogma dan pencitraan Tuhan, dan untuk lebih bisa memahami aslinya kehendak-kehendak Tuhan yang sudah dinyatakan dalam masing-masing firmanNya, tidak hanya membatasi diri pada apa yang sudah resmi menjadi ajaran agama / dogma, dan untuk lebih mendekatkan dirinya (hatinya) dengan Tuhannya, menjadi hubungan yang pribadi dirinya dengan Tuhannya, yang akan menguatkan rasa ketuhanannya, yang bukan sebatas rasa beragama saja.


Khusus untuk umat Kristiani, orang-orang yang percaya dan meneladani Yesus Kristus sebagai Pembimbing kerohanian, anda dapat membaca ayat apa saja berisi Firman Yesus (Injil Perjanjian Baru), dihayati dan diselami kejiwaannya, maksud dan artinya, dan dibaca berulang-ulang dengan sikap batin seolah-olah anda sedang bersamaNya. Anda juga harus mengimani kebersamaan Allah Bapa dan Roh Kudus bersama anda.

Bahasa dan kata-kata di dalam firman-firman Yesus sarat dengan muatan logika dan bahasa spiritual (terutama di dalam Injil Yohanes). Jika anda mampu menyelami dan menjiwainya, dan mengerti maksudnya, penjiwaan dan penghayatan anda itu akan membuat sikap berpikir anda lebih kritis dan logis, dan tajam berpikirnya. Kecintaan anda kepadaNya dan kepada Allah TriTunggal, dan pengimanan anda sebagai Anak-Anak Allah, bersama dengan Kuasa Roh Kudus yang sudah bersama anda, yang mengisi hati dan roh anda, selain akan menjadikan energi pikiran anda tajam dan tubuh anda sehat terasa tebal padat berselimut energi, akan juga menjadikan anda berkuasa atas roh-roh duniawi.

Firman-firman Yesus juga menunjukkan kekuasaanNya sebagai Anak Allah.
Jika anda mengimaninya, dan mengimani juga ke-Anak Allah-an anda sendiri, juga akan menjadikan anda berkuasa atas roh-roh duniawi. Jika anda juga menggunakan spiritualitas kebatinan anda itu untuk mempelajari dunia kegaiban, dengan bersugesti pada kebersamaan Yesus Kristus, anda akan dapat mengetahui semua kegaiban yang ada di bumi ini.

Dengan mengimani kebersamaan Tuhan dengan anda dan mengimani kuasaNya yang mengisi tubuh dan roh anda, jangan lagi anda merasa takut dengan kegelapan, roh-roh halus dan tempat-tempat angker, tetapi jangan juga bersikap sombong dan menantang  (jika anda masih merasa takut dengan kegelapan / kesunyian, berarti anda tidak mengimani kebersamaan anda dengan Tuhan).



Anda bisa melatih kekerasan batin untuk tidak takut dengan kegelapan / kesunyian, tidak takut dengan   keberadaan sosok-sosok halus, tetapi harus ditekankan bahwa cara ini tidak dimaksudkan untuk menantang atau sok berani, hanya sebagai usaha untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan batin untuk ketahanan jiwa.

Kasih Tuhan kepada kita melimpah setiap hari, hanya kita sibuk dengan aktifitas duniawi mengandalkan kekuatan kita. Kita seharusnya lebih berpasrah kepada Tuhan, dan mengandalkan kekuatannya saja. Kehidupan memberikan kepada kita banyak pilihan dan hanya Tuhan lah yg tahu mana pilihan yg terbaik bagi kita. Maka dalam setiap doa mohonlah perlindungan dan bimbingan daripada meminta hal yg baik menurut kita.

Dan juga tidak usah mencari-cari diri kita sebenarnya seperti apa, karena itu adalah hak kita dipungkiri ataupun tidak. Biarpun dalam keseharian kita kita tidak bisa membedakan antara kesadaran fisik, kesadaran jiwa dan kesadaran roh, lebih baik kita pasrahkan diri kita seutuhnya kepada Tuhan. Apakah kita membutuhkan surga? Kebahagiaan sejati adalah bersatu kembali dengan Tuhan.


Olah Rasa

Ada banyak RASA yg kita alami, dan karena itu menjadi banyak kerancuan. Manusia terdiri dari badan jasmani dan roh. Sementara roh terbagi menjadi roh pancer dan roh sedulur papat. Roh pancer berada di tubuh fisik, sementara roh sedulur papat di luar bersifat sebagai pembimbing. Posisi roh pancer berada di rongga dada fisik.

Pertama, "rasa" dari kelima indera fisik kita mempunyai indera yg bereaksi terhadap cahaya, panas, dingin, asin, pedas dll. adalah rasa fisik.

Kedua, "rasa" dari saraf tubuh fisik kita, sehingga kita merasa lapar, haus, atau nyeri.

Ketiga, "rasa" dari emosi, ketika kita "merasa marah", "merasa benci" atau "merasa sedih", emosi ini berasal dari solar plexus atau ulu hati. Kalau kita cukup memperhatikan, kita akan merasakan setiap kali kita mempunyai emosi negatif, apalagi berlebihan, ulu hati kita tertekan dan sakit. Emosi sering disalah artikan sebagai perasaan. Pada umumnya emosi adalah hal-hal jelek seperti : marah, benci, sakit hati, jengkel, sedih, tidak puas, iri, dengki dan sejenisnya.

Perasaan hati yg sebenarnya adalah hal-hal baik yg muncul dari hati seperti: kasih tanpa pamrih, tenang, damai, indah, bahagia. Semua perasaan dari hati akan membuat hati merasa lebih ringan, mengembang dan bahagia. Yang meledak-ledak kebanyakan adalah emosi.

Kalau mau belajar lebih lanjut mari sama-sama belajar di https://sites.google.com/site/thomchrists/