Di posting sebelumnya kita sudah mengenal hari 7, sekarang kita menggali lagi hari 5. Angka lima dalam budaya Jawa sering kita kenal dalam konsep saudara kembar empat lima pusat. Kalau dijabarkan seperti buah dengan lapisan-lapisannya. Pertama kita ketemu dengan kulit luar, semakin dalam sampai ketemu biji atau intinya atau hakikat. Sama halnya kehidupan manusia pertama adalah sembah tubuh, setelah itu sembah jiwa dan yang paling dalam adalah sembah roh. Kembali ke hari 5 mempunyai simbolisme warna, posisi dalam arah mata angin utama dan pusat, dirangkum seperti tabel di bawah:
Sejajar dengan konsep lima unsur di china dan konsep unsur di barat, budaya nenek moyang kita memakai hari lima bersamaan dengan hari tujuh sebagai weton. Cara menghapal urutannya memakai Kliwon sebagai yang pertama dan berikutnay adalah urutan menaik sesuai huruf abjat. Habis huruh K adalah L, habis huruf L adalah MNOP atau P, habis P dan huruh hidup A (PA) adalah huruf P lagi dengan huruf hidup O (ABCDEFGHIJKLMNO), habis P adalah RSTUVW (W). Kalau dibuat perhitungan sendiri untuk menghitung konflik dan selaras tetap mengacu ke hitungan kelipatan 3 dan pasaran pertama ikut dihitung.
Contoh :
Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage
Kliwon(1), Legi (2) , Pahing (3), maka Kliwon dan Pahing tidak selaras, Pahing kalah oleh Kliwon.
Legi (1), Pahing (2), Pon (3), maka Legi dan Pon tidak selaras, Pon kalah oleh Legi, dst.
Konflik pasaran lebih berat dibandingkan konflik hari.
Terlepas dari percaya atau tidak kita semua diharapkan semakin hari semakin halus budi dan bahasa,
Ngoko, Kromo, Kromo Inggil, Kawi
Sembah Badan, Sembah Jiwa, Sembah Roh
Menjadi pribadi yg semakin sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari. Situasi dunia sudah kacau dari awal, bencana alam, kemiskinan, perpecahan, kelaparan, bbm naik dan lain-lain. Sikap batin kita coba kita arahkan mumpung kita masih sadar, jangan mengharapkan keajaiban karena itu adalah 1 dalam 1 dipangkat 1 triliun. Kodrat manusia itu baik adanya karena manusia adalah Citra Allah, karena kita hidup dalam daging kita mendisiplinkan daging kita dengan sembah daging. Kalau daging sudah kita kuasai apa yg tidak kelihatan di dalam diri kita tinggal menunggu waktu saja. Hidup ini singkat tidak sebanding dengan keabadian. Selalulah ingat kepada Tuhan.
Senin, 19 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar