Kemunculan Spiderman pertama dimulai dalam "Amazing Fantasy"
Download Amazing Fantasy
Senin, 30 Maret 2009
Jumat, 27 Maret 2009
Kejawen dan Hidup
Pada suatu hari di lautan lepas ada 2 ekor binatang srigala dan anjing sedang naik perahu. Berbicaralah srigala kepada anjing,”Tahukah kamu filsafat tentang lautan?” Jawab anjing,” Aku tidak tahu tapi aku hanya tahu satu hal saja.” Matahari bersinar dengan cerahnya srigala bertanya lagi,”Tahukah kamu apa yg terjadi di matahari dan bagaimana planet2 meneglilinginya?” Jawab anjing lagi,”Aku tidak tahu tapi aku hanya tahu satu hal saja.” Tiba-tiba angin bertiup kencang dan membalikkan perahu mereka. Srigala tidak bisa berenang dan mulai tenggelam, dan si anjing berenang mendekati srigala dan menolongnya menuju pulau terdekat. “Aku hanya tahu satu hal yaitu cara berenang di air”, kata anjing kepada srigala. Kadang kita sebagai manusia lupa untuk bersyukur menikmati apa yg ada, kesiapan mental dan fisik menghadapi lautan kehidupan yg kadang pasang kadang surut. Lapar Kenyang Gembira Susah Untung Rugi Terang Gelap adalah warna-warni yg menghiasi kenyataan hidup sehari hari. Antara satu dengan yg lain saling melengkapi dan membutuhkan. Perubahan ini merupakan perputaran yg terus menerus dari Roda Cakra Kehidupan (cokro manggiling) dan persiapan mental kita adalah terangkum dalam ungkapan “OJO GUMUNAN, OJO KAGETAN, OJO DUMEH”. Dalam situasi yg penuh kejutan dan pergolakan ini orang sering kehilangan pijakan. Tetapi dengan bekal tersebut kita diharapkan (1) selalu bersyukur dengan apapun yg kita alami karena membuktikan bahwa kita hidup. Dengan hidup peluang kita untuk melakukan apa yg sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sangat besar. Kita harus menjadi berkah bagi orang lain dan lingkungan kita. (2) Berbuatlah kepada sesama seperti apa yg ingin orang lakukan kepada kita. Kalau sakit jika dicubit orang maka jangan mencubit. Jika sakit dipukul jangan memukul. (3) Apa yg cocok buat kita belum tentu cocok buat orang lain. Jangan memaksa orang untuk melakukan sesuatu yg benar menurut kita. Kejawen itu bukan agama, kejawen bukan juga orang jawa tetapi suatu pedoman dalam kehidupan. Kalau kita merunut perjumpaan kejawen dengan budaya atau agama besar dunia, selalu diwarnai keselarasan dengan hal yg baru tersebut. Karena kejawen melihat hal-hal positip yg ada dalam budaya dan agama tersebut, dan memperkaya kejawen itu sendiri. Dimulai dari datangnya Hindu, Budha dan kemudian Kristen dengan semangat yg sama keselarasan hidup terjadilah sebuah harmoni. Prinsip keselarasan ini akan menjadi pertentangan jika datang budaya yg menang sendiri, akulah yg terbaik, akulah yg terlengkap, akulah yg terhebat yg terangkum dalam “OJO DUMEH”, dan bertentangan dengan prinsip ketiga dalam kejawen. Dalam kejawen ada istilah ILMU dan WAHYU. Ilmu ono sarono laku, jadi untuk mendapatkan ilmu harus ada langkah AKTIF untuk mendapatkannya. Disisi lain ada Wahyu adalah anugerah dari kekuatan luhur di atas kekuatan manusia, dan manusia menerima itu tanpa syarat atau laku apapun. Orang yg paham kejawen bukan orang yg pasif yg bersembunyi di hutan-hutan, goa-goa dll. Kejawen mengajarkan bertanggung jawab atas perbuatan sendiri, termasuk kalau kita mengambil keputusan untuk pasip. Namun manusia sebagai bagian dari alam, dapat berperan aktif untuk mengambil tindakan untuk melunakkan dampak kodrat alam yg lain, untuk mempertahankan keseimbangan. Seperti pembahasan mengenai perputaran roda kehidupan secara pribadi kalau kita coba renungkan ada periode atau masa-masa dimana secara rohani kita mengalami kerinduan yg amat dalam untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yg Maha Esa. Di fase berikutnya dorongan untuk mengejar hal duniawi mendominasi diri kita. Dan fase yg berbahaya kita merasa kehilangan energi pendorong rohani no duniawi noway juga (suwung). Tuhan dimuliakanlah NamaMu, Rajailah diriku, berikanlah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah semua kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yg bersalah kepada kami, janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, dan bebaskanlah kami dari yg jahat. Amin
Label:
Budaya Jawa
Jumat, 20 Maret 2009
Keselarasan Unsur
Kalau kita lihat penggunaan siklus 7, 5, 3, 2 baik tahun, bulan, minggu , hari dan jam digunakan untuk menentukan keselarasan magnetik antara satu orang dengan orang yg lain, antara lingkungan dengan manusia, jagad makro dan jagad mikro. Dalam kepercayaan jawa ada weton dan hari lebih kuat pengaruhnya terhadap weton yg lain. Kalau di budaya cina ada 5 unsur ada hubungan menguntungkan dan ada hubungan merugikan (Air menghidupi Kayu, Kayu menghidupi Api, Api mendukung Tanah, Tanah mendukung Logam, Logam mewadahi Air). Begitu juga siklus pasaran mulai dari Kliwon, Legi, Paing, Pon, Wage kembali lagi ke Kliwon. Hubungan merugikan adalah Air mematikan Api, Api Api melelehkan Logam, Logam memotong Kayu, Kayu merugikan Tanah, Tanah menyerap Air. Dan hebatnya lagi untuk pasaran juga sama mulai Kliwon, Paing, Wage, Legi, Pon. Ada dasar perhitungan ketidak cocokan atau selaras memakai pedoman selisih kelipatan 3 (jam, hari, bulan, tahun dll). Untuk kasus siklus 7 dan 5 kita hitung mulai dari unsurnya sendiri. Kita ingat 3 hari orang meninggal dihitung juga hari waktu meninggal, contoh dalam kasus wafatnya Yesus pada hari Jumat dan Bangkita pada hari ke tiga yaitu Minggu. Kita hitung mulai Jumat=1, Sabtu=2, Minggu=3. Analogi yg sama kita pakai untuk 5 unsur Air=1, Kayu=2, Api=3 jadi Air=1 merugikan Api=3. Begitu halnya Kliwon=1, Legi=2, Paing=3 jadi Kliwon=1 merugikan Paing=3. Coba kita perluas lagi dengan siklus tahunan kalau dalam budaya Cina diwakili dengan 12 Shio (secara urut Tikus, Sapi Jantan, Harimau, Pelanduk/ Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam Jantan, Anjing dan Babi). Hubungan merugikan adalah selisih kelipatan 3, mari kita lihat. Tikus tidak cocok dengan Pelanduk dan Ayam Jantan, Sapi Jantan tidak cocok dengan Naga dan Anjing. Cara menghitungnya mulai dari 1 simbol sebelahnya, Tikus=0, Sapi Jantan=1, Harimau=2, Pelanduk=3 so Tikus Vs Pelanduk. Berlawanan jarum jam Tikus=0, Babi=1, Anjing=2, Ayam Jantan=3 so ... Tikus Vs Ayam Jantan. Jadi begini untuk masing masing shio kita beri 3 unsur yg bersiklus yakni S=Sun, M=Moon, F=Fire mulai dari Tikus = S, Sapi Jantan = M, Harimau = F, Kelinci = S, Naga = M, Ular = F, Kuda = S, Domba = M, Monyet = F, Ayam Jantan = S, Anjing = M, Babi = F. Jadi kalau kita perhatikan yg mempunyai unsur sama terjadi ketidakcocokan dengan kata lain selisih kelipatan 3.
Kembali ke laptop.....
Untuk siklus 7 Minggu, Senin dan seterusnya kita mengurutkannya seperti ini Jumat, Minggu, Kamis, Kamis, Sabtu, Selasa, Rabu, Senin kemali ke Jumat. Urutan ini dipakai berdasarkan posisi Naga hari dalam 8 arah mata angin. Menghitungnya sama dengan siklus 5 contoh Jumat=1, Minggu=2, Kamis = 3 jadi Jumat "dirugikan" Kamis. Untuk berlawanan jarum jamnya Jumat = 1, Senin = 2, Rabu = 3 jadi Jumat "dirugikan" Rabu. Khusus untuk Kamis karena ada 2 hitungannya Kamis=1, Minggu=2, Jumat=3 satunya Kamis=1, Sabtu=2, Selasa=3. Pada kesempatan lain akan saya postingkan secara gambar.
Kembali ke laptop.....
Untuk siklus 7 Minggu, Senin dan seterusnya kita mengurutkannya seperti ini Jumat, Minggu, Kamis, Kamis, Sabtu, Selasa, Rabu, Senin kemali ke Jumat. Urutan ini dipakai berdasarkan posisi Naga hari dalam 8 arah mata angin. Menghitungnya sama dengan siklus 5 contoh Jumat=1, Minggu=2, Kamis = 3 jadi Jumat "dirugikan" Kamis. Untuk berlawanan jarum jamnya Jumat = 1, Senin = 2, Rabu = 3 jadi Jumat "dirugikan" Rabu. Khusus untuk Kamis karena ada 2 hitungannya Kamis=1, Minggu=2, Jumat=3 satunya Kamis=1, Sabtu=2, Selasa=3. Pada kesempatan lain akan saya postingkan secara gambar.
Label:
Budaya Cina,
Budaya Jawa,
Numerologi,
Primbon Jawa,
Weton
Selasa, 10 Maret 2009
Pawukon or wuku
Wuku adalah sistem penanggalan yg umur hidupnya 7 hari atau satu minggu. Total ada 30 wuku mulai wuku Sinta sampai wuku watugunung dikalikan 7 hari sama dengan 210 hari satu siklusnya. Alkisah ada seorang raja bernama Watugunung yg mempunyai 2 orang istri namanya sinta dan landep, mepunyai anak 27 orang. Pada suatu ketika sinta tahu bahwa watugunung adalah anaknya yg dulu lari (kayak cerita tangku ban perahu cuma yg ini sampai punya anak). Dibuatlah skenario supaya watugunung meninggal, dan terbukti watugunung akhirnya meninggal dunia di tangan para dewa. Karena dalam hidupnya banyak melakukan kebajikan, oleh dewa keinginan supaya berkumpul kembali dengan sanak keluarganya dipenuhi. Dengan syarat diambil satu-satu tiap satu minggu, mulai hari minggu paing dan dari sinta sampai terakhir watugunung. Jangan tanya saya kenapa tokoh dalam cerita agak aneh ini dijadikan patokan dalam penentuan nama-nama wuku. Terlepas dari cerita itu intinya kita menyadari dualisme dalam dunia ini, dalam dunia ini tidak ada hal murni baik atau murni jelek, tetapi semua masih saling menopang. Dalam wuku yg bersiklus adalah
hari 5 pasaran,
hari 6 paringkelan,
hari 7,
hari 8 dewa,
hari 9 pandangon
ada juga hari yg lain yg di Bali masih dilestarikan.
Dari hitungan tersebut didapatkan bebera hal seperti sifat hari, hari larangan dan hari baik.
Dalam konsep kalender cina tidak kalah rumitnya menggunakan 10 pilar langit dan 12 cabang bumi. Konsep 10 pilar langit menggunakan 5 unsur mirip dengan konsep weton (hari 5), dan konsep yin yang sama dengan konsep hari 2. Dan kalau diplot kedalam 8 arah angin 3 wuku menempati satu arah angin, dan plus 3 wuku untuk arah atas dan 3 wuku untuk arah bawah. Konsep ini mirip dengan Ba Gua Cina cuma ada tambahan arah atas dan bawah. Secara sepintas untuk meramalkan nasib di masa depan menggunakan kalender cina menerjemahkan kombinasi dari siklus 10 pilar langit dan 12 cabang bumi menggunakan siklus 5 unsur dan siklus yin yang.
hari 5 pasaran,
hari 6 paringkelan,
hari 7,
hari 8 dewa,
hari 9 pandangon
ada juga hari yg lain yg di Bali masih dilestarikan.
Dari hitungan tersebut didapatkan bebera hal seperti sifat hari, hari larangan dan hari baik.
Dalam konsep kalender cina tidak kalah rumitnya menggunakan 10 pilar langit dan 12 cabang bumi. Konsep 10 pilar langit menggunakan 5 unsur mirip dengan konsep weton (hari 5), dan konsep yin yang sama dengan konsep hari 2. Dan kalau diplot kedalam 8 arah angin 3 wuku menempati satu arah angin, dan plus 3 wuku untuk arah atas dan 3 wuku untuk arah bawah. Konsep ini mirip dengan Ba Gua Cina cuma ada tambahan arah atas dan bawah. Secara sepintas untuk meramalkan nasib di masa depan menggunakan kalender cina menerjemahkan kombinasi dari siklus 10 pilar langit dan 12 cabang bumi menggunakan siklus 5 unsur dan siklus yin yang.
Label:
Budaya Jawa
Jumat, 06 Maret 2009
Sistem Kalender yg ada di Jawa
Sebelum mengulas lebih jauh mengupas mengenai hari baik dan hari buruk, kita mesti mengenal sistem kalender sebagai dasar perhitungannya. Ada kalender yg berbasis matahari dan ada yg bulan. Tiap bangsa punya kalender khas masing-masing mulai bangsa Maya, Cina, Barat dll. Kalender yg digunakan adalah kalender Saka dimulai tahun 78 Masehi. Karena sifat orang jawa seperti air selalu mengikuti bentuk wadahnya, maka terjadilah penggabungan dengan sistem lama yaitu Pranata Mangsa. Digabung juga dengan perhitungan seperti wuku, paringkelan, padewan, atau yg lebih dikenal sebagai hari 1, hari 2, hari 3 sampai hari 10. Kalender saka membagi 1 tahun ke dalam 12 bulan yaitu Srawana, Bhadra, Asuji, Kartika, Posya, Margasira, Magha, Phalguna, Cetra, Wasekha, Jyesta, Asadha. Sementara pranata mangsa sebelumnya ada 10 mangsa, karena waktu tunggunya sampai dimulainya mangsa 1 lama, maka diciptakan 2 mangsa baru. Sepuluh Mangsa yaitu Mangsa Kasa, Karo, Katelu, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kasapuluh, Dhesta, Sadha.
Setelah angka tahun saka 1554 diteruskan oleh kalender sultan agung dengan angka tahun 1555, meskipun dasar perhitungannya lain. Kalender saka berdasar matahari, sementara kalender sultan agung berdasar bulan (komariah). Kalender sultan agung membagi satu tahun menjadi 12 bulan yakni Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejep, Ruwah, Pasa, Syawal, Dukangidah, Besar. Dan hari yg dipakai cuma hari 5, 7, 8 dan 9, sementara hari yg lain jarang digunakan pada Kalender Sultan Agung, tetapi di Bali tetap di lestarikan sampai sekarang.
Setelah angka tahun saka 1554 diteruskan oleh kalender sultan agung dengan angka tahun 1555, meskipun dasar perhitungannya lain. Kalender saka berdasar matahari, sementara kalender sultan agung berdasar bulan (komariah). Kalender sultan agung membagi satu tahun menjadi 12 bulan yakni Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejep, Ruwah, Pasa, Syawal, Dukangidah, Besar. Dan hari yg dipakai cuma hari 5, 7, 8 dan 9, sementara hari yg lain jarang digunakan pada Kalender Sultan Agung, tetapi di Bali tetap di lestarikan sampai sekarang.
Label:
Budaya Jawa,
Kalender Jawa,
Mangsa,
Primbon Jawa
Kamis, 05 Maret 2009
Comic Spiderman
Aku punya banyak koleksi comic softfile dari yg beli sampai download sendiri. Kalau ada waktu nanti aku akan share. Di bawah ini contoh judul utama dari koleksi spiderman :
- Amazing Spiderman
- Spiderman
- Sensational Spiderman
- Peter Parker Spiderman
- Spectacular spiderman
- Limited Series
Label:
Comic
Langganan:
Postingan (Atom)