Jumat, 23 Juni 2017

Sharing Bima Duta Astana Masuk SMA Jakarta Jalur Luar DKI 2017


Saat mendebarkan anakku yang pertama masuk SMA setelah lulus SMP Katolik Santo Yosef Duri Riau. Ini pengalaman baru pendaftaran online bagiku, aku coba masuk web DKI jakarta siap ppdb aku tanya sana sini mana sekolah yg bagus, dan tentunya masuk dengan nilai UN Bima. Karena kalau dilihat jalur luar Jakarta nilai terendah tinggi-tinggi, sempat membuat aku keder juga. Aku ikuti jadwal yg ada di web tersebut, dan aku mau sharing lesson learned yg kudapat adalah sebagai berikut:
  1. Jangan lupa pra pendaftaran, karena di web yg dicantumkan hanya pendaftaran saja. Karena jangan sampai jantungan dibilang pendaftaran untuk luar DKI Jakarta sudah ditutup.
  2. Tidak perlu surat pindah, cuma syaratnya dibawa Nilai Induk Siswa, Nilai Ujian Negara (sementara/tetap), Tanda lulus sekolah (sementara/tetap), Kartu Keluarga, Akte Kelahiran. Asli dibawa untuk ditunjukkan. Jangan lupa map laki dan perempuan dipisahkan, biru laki-laki merah perempuna.
  3. Tentukan pilihan SMA dan kita diberi kesempatan memilih (anak kita maksudnya). Jangan seperti saya pilih 2 sekolah dulu. Baru hari ke dua lihat peta nilai sekolah di menu statistik. Melihat nilai anak kita seperti lihat index harga saham yg bisanya turun gak bisa naik.
  4. Gak bisa daftar ulang sendiri bisa diwakilkan dengan membawa dokumen asli. Kasusku aku titip daftar ulang, karena mendadak disuruh ke luar kota. Sempat tegang takut gak bisa ternyata bisa.
  5. Aku sharing file excel ppdb Jakarta 2016 dan 2017 yg kupakai untuk A. Bima Duta Astana P tinggal masukkan nilai UN ke Bima Nila, maka ada blok warna merah (jalur luar DKI) dan biru (jalur dalam). tentunya itu referensi tahun 2016 dan 2017 untuk ancar-ancar saja.

Selasa, 07 Maret 2017

Kembali Ke Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika

Bangsa Indonesia mengalami masa keemasan di masa lalu jaman Singasari dan Majapahit. Kenapa kita bisa menjadi bangsa yg besar? Karena filosofi luhur dari nenek moyang kita, yg selalu di salah artikan oleh beberapa orang sebagai penganut animisme tidak mengenal Allah Yang Maha Esa. Mereka yg berpendapat seperti itu tidak membuka diri dengan pengetahuan kebatinan dan filosofi hidup nenek moyang kita. Leluhur kita adalah orang yg bisa menerima perbedaan, dan melihat yg baik dari semua budaya yg datang. Bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan, tetapi leluhur kita selalu mengolah rasa ke-Tuhanan yg pada akhirnya melahirkan budi pekerti yg luhur. Sekarang kita cenderung mudah tersinggung termasuk saya. Bhineka Tunggal Ika kita sangat dikagumi oleh bangsa-bangsa dunia. Karena kita bisa rukun meskipun beda suku, agama dan ras. Penduduk Indonesia ramah tamah, kemana semua itu sekarang?
Kita akan kembali menjadi bangsa yg besar jika kita mampu menerima perbedaan. Tidak merasa benar sendiri. Kalau tidak sama dengan kita adalah musuh. Hanya Tuhanlah yg berhak menghukum kita, karena kita adalah hamba. Hamba tidak berhak untuk berpendapat, apa kata tuannya itulah yg harus dilaksanakan. Kasih Tuhan kepada kita dan bangsa Indonesia sangat besar. Kita berdiri sebagai bangsa yg tiap warga negara mempunyai semangat pencarian spiritual yg tinggi. Marilah kita kembali ke Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Roh Kudus selalu bekerja aktif seperti matahari yg bersinar tidak membeda-bedakan kita beragama atau tidak. Bahkan pada orang atheis pun Roh Kudus bekerja, seringkali perilaku orang atheis lebih luhur daripada kita maksudnya saya. Marilah kita membiarkan Roh Kudus tumbuh subur di hati kita supaya menghasilkan "buah", yaitu "Buah Roh": kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Leluhur kita berbudi luhur dan menerima segala perbedaan dalam kesatuan. Mereka yg kita sebut animisme ternyata "Roh Kudus" berbuah dengan sangat baik.