Kamis, 01 November 2012

Akuaponik - Hal yg Perlu Diperhatikan Dalam Disain Akuaponik

Dalam membuat sistem akuaponik kita mempunyai banyak pilihan:
1. Filter dan Lahan Tanam Terpisah


2. Filter dan Lahan Tanam jadi satu (Lahan tanama dengan media)

3. Kombinasi "Lahan tanama dengan media" dan "sistem rakit terapung"



Dalam akuaponik fungsi filter sebagai berikut:
Target disain akuaponik adalah keseimbangan antara tingkat pakan ikan yg akan menjadi limbah dengan proses mineralisasi di filter.
Jika padat tebar ikan rendah -> tingkat pakan rendah -> filter mencukupi, proses bio filter dan mineralisasi mencukupi sehingga tidak ada timbunan limbah.
Jika padat tebar tinggi -> tingkat pakan tinggi -> filter tidak mencukupi, proses mineralisasi kalah cepat dengan kecepatan penumpukan limbah, akibatnya filter buntu dan tidak berfungsi dengan baik.

Pada padat tebar tertentu luas media untuk proses mineralisasi dibandingkan dengan luas lahan untuk keseimbangan nutrisi.
Bingung??? Saya juga. Kita ambil contoh adalah dalam sistem kombinasi lahan tanam media dan rakit terapung didapat total lahan tanam 100 m2 dan padat tebar ikan 20 kg/m3.
Setelah dihitung dengan memperhatikan kecepatan mineralisasi terhadap penumpukan limbah didapat sebagai berikut:
- Lahan tanam dengan media = 60 m2
- Lahan tanam sistem rakit terapung = 100 m2 - 60 m2 = 40 m2
Sudah tahu kan sekarang cara lihat grafik di atas.

Tingkat pakan yg sering kita bicarakan 60 - 100 gram per m2 lahan tanam adalah perhitungan jika setelah filter limbah padat dibuang dari sistem. Kalau kita daur ulang limbah padat tersebut sehingga dapat diserap oleh tanaman maka tingkat pakan tersebut bisa diturunkan untuk luas lahan tanam yg sama.
Dengan kata lain lahan tanam dengan media berfungsi sebagai FILTER MEKANIK, FILTER BIOLOGI DAN TEMPAT MINERALISASI dalam satu paket, setelah itu dialirkan ke sistem murni hidroponik seperti sistem rakit terapung.



Tidak ada komentar: