Sabtu, 17 September 2011

Akuaponik - Evolution



Ada beberapa hal yang mau aku perbaiki mengenai pernyataan di tulisan sebelumnya terlebih mengenai nutrisi tambahan untuk tanaman tidak diperlukan nutrisi komplit tetapi cukup satu zat saja katakan zat besi. Karena kalau kita menambahkan nutrisi komplit maka akuaponik kita menjadi hidroponik murni dengan ikan sekedar sebagai pajangan. Targetnya adalah keseimbangan antara nutrisi yg dikeluarkan oleh ikan dengan penyerapan nutrisi oleh tanaman. Komponen dasar kolam ikan, filter mekanik dan biologi, lahan tanam hidroponik, tangki tanam. Apa saja hal yang perlu diperhatikan mari kita bahas satu-satu.

Gunakan Tingkat Pakan Sebagai Dasar Dalam Disain

Disain yg baik dan benar untuk sistem aquaponik adalah keseimbangan antara ikan dan tanaman berdasarkan pada tingkat pakan. Tingkat pakan adalah jumlah pakan ikan harian tiap meter persegi lahan tanam. Untuk sistem rakit terapung tingkat pakan optimal antara 60 – 100 g/m2/hari. Contoh jika ikan diberi pakan rata-rata 1,000 gram per hari, dengan asumsi tingkat pakan 60 g/m2/hari, maka luas lahan tanam hydroponik seluas 16.7 m2 (1,000 g/h : 60 g/m2/h). Begitu juga jika dibutuhkan 200 m2 lahan tanam hydroponik, jika asumsi tingkat pakan 100 g/m2/h, maka didapat jumlah pakan harian adalah 20,000 g/h. Dari sini bisa diperoleh jumlah ikan,volume kolam dan lain-lain. Untuk sistem NFT tingkat pakan dipakai 25% dari yang digunakan dalam sistem rakit terapung.
TIP: Gunakan 60 g/m2/h untuk sayuran daun dan 100 g/m2/h untuk sayuran buah dengan asumsi ikan herbivora pakan mengandung protein 32%. Untuk ikan karnivora dengan kandungan protein dalam pakan 45% - 50% gunakan tingkat pakan dikalikan 80% dari kalau menggunakan pakan 32%.
Menggunakan contoh di atas pakan rata-rata 1,000 gram per hari, dengan asumsi tingkat pakan 60 g/m2/h dan pakan ikan mengandung protein 45%, maka tingkat pakan menjadi 48 g/m2/h (60 g/m2/h x 80%). Luas lahan tanam hydroponik menjadi 20.8 m2 (1,000 g/h : 48 g/m2/h). Jadi dengan kandungan protein tinggi kita mendapatkan luas lahan tanam lebih besar daripada protein yg rendah.

Kolam Ikan

Menjaga input nutrisi stabil dengan cara menggunakan banyak kolam. Kita punya ukuran berbeda untuk tiap-tiap kolam. Kita memasukkan benih, membesarkan dan memanen dalam kolam yg sama. Setelah beberapa waktu (tergantung jenis ikan yg dibesarkan), kolam berikutnya dimasukkan benih. Pola ini berlanjut sampai kolam pertama dipanen. Setelah dipanen segera dimasukkan benih baru. Dengan cara ini panen akan dilakukan secara bertahap. Ketika kolam ikan dipanen asupan nutrisi ke sistem berkurang antara 20 - 30% lalu secara bertahap naik sejalan dengan semakin besarnya ikan. Meskipun asupan pakan dan asupan nutrisi befluktuasi tetapi masih dalam batas wajar. Lain halnya dengan hanya menggunakan satu kolam ikan, ketika dipanen dan ditabur benih lagi maka asupan akan berkurang sampai 90% dan secara bertahap akan meningkat. Nutrisi akan sangat rendah saat penebaran bibit dan sangat tinggi saat panen.

Tangki Filter

Hampir 25% dari pakan menjadi limbah berupa padatan. Sangat disarankan untuk membuang padatan sebelum masuk ke sistem hydroponik. Karena kalau tidak padatan akan menutupi akar, mengurangi kemampuan akar menyerap oksigen pada akhirnya mengurangi kemampuan akar menyerap nutrisi. Kelebihan padatan akan berimbas ke bakteri nitrifikasi. Padatan akan mengurai, oksigen diserap dan dihasilkan amoniak. Faktor penting dalam disain filter padatan adalah ukuran dan debit air. Debit air harus cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi sistem dan cukup lambat supaya padatan mengendap.
Bio-Filter secara sederhana adalah tempat koloni bakteri. Koloni bakteri ini akan merubah amoniak menjadi nitrat. Dalam sistem rakit terapung bio-filter terpisah biasanya tidak digunakan, karena dinding tangki dan lain-lain sudah mencukupi. Tetapi memakai bio-filter terpisah sangat disarankan sebagai faktor pengaman.
TIP: Jika kandungan protein pakan antara 45% - 50% maka volume bio-filter dua kali lipat dari perhitungan jika memakai pakan dengan kandungan protein 32%.

Pompa Air dan Tangki Tanam

Alat ini bisa ada bisa juga tidak. Tangki Tanam adalah titik terendah dalam sistem. Air mengalir ke tangki tanam dengan gaya gravitasi. Pompa air ditempatkan dalam tangki tanam, untuk memompa air ke titik tertinggi sistem (kolam ikan, filter, atau lahan tanam). “Satu Tuhan, Satu Negara dan Satu Pompa” dalam disain aquaponics juga gunakan prinsip hanya satu pompa.
Tempat untuk melakukan penyesuaian pH air paling ideal adalah di tangki tanam. pH disesuaikan secara pelan-pelan sehingga ikan tidak kaget dan stress.
TIP :    Debit air yg di pompa ke media tanam rata-rata adalah satu kali volume kolam tiap jam melewati bio-filter.

Lahan Tanam

Bisa memakai bahan semen, kayu, fiberglass, besi  dan lain-lain yang penting kedap air, dan tidak menyebabkan perubahan pH.

Zat Tambahan Kalsium, Potasium dan Besi

Tanaman butuh 13 nutrisi untuk tumbuh dengan baik, dan ikan memberikan 10 nutrisi dalam jumlah yang cukup. Biasanya untuk kalsium, potasium dan besi jumlahnya tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman dan harus diberikan asupan tambahan. Kalsium dan Potasium ditambahkan ke dalam sistem ketika melakukan penyesuaian pH air dalam bentuk senyawa (Kalsium hydroksida dan Potassium Hydroksida) atau bisa juga dari kulit telur atau kulit kerang. Zat Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa chelated, senyawa dimana zat besi terikat ke zat organik untuk menjaga zat besi tidak terurai ke dalam larutan.

Hati-hati Memakai Media Tanam

Media tanam seperti batu, pasir dan perlite adalah media hydroponik yg baik. Padatan akan menumpuk dan menghambat aliran air. Air tidak akan mengalir di media yg tersumbat, dan akan membentuk area anaerop (tanpa oksigen) pada saaat mengurai, pada akhirnya mematikan akar.

Gunakan Pengendali Biologis

Pestisida tidak diperbolehkan untuk mengendalikan hama karena berbahaya bagi ikan. Sebaliknya banyak zat untuk penyembuhan penyakit ikan berbahaya bagi bakteri baik dan tanaman. Selalu gunakan pengendalian biologis.

Selalu Lebihkan Ukuran Pipa

Prinsipnya sama dengan media tanam. Tingkat padatan terlarut yg tinggi mengakibatkan tumbuhnya bakteri filamen di dinding pipa dan menghambat aliran air. Untuk solusi bilogis dipakai benih ikan nila di dekat saluran keluaran untuk memakan selaput bakteri.

Aerasi Yang Baik

Ikan, tanaman dan bakteri dalam sistem aquaponik membutuhkan oksigen terlarut (DO) untuk kesehatan dan pertumbuhan maksimum. Tingkat DO 5 mg/liter atau lebih harus dijaga baik di kolam ikan maupun lahan tanam.

Kendalikan pH

pH adalah variabel utama karena merupakan faktor pengendali kualitas air lainnya. Dan variabel yg paling penting adalah proses nitrifikasi. Proses nitrifikasi sangat efisien di pH 7.5 atau lebih, dan prakteknya proses nitrifikasi akan menurunkan pH. Untuk menetralisir keasaman tambahkan kasium hydroksida dan potassium hydroksida. pH juga berpengaruh terhadap tingkat pelarutan nutrisi. Tingkat pelarutan nutrisi optimal di pH 6.5 atau sedikit lebih rendah. Sebagai kompromi adalah menjaga pH 7. Jika pH terlalu tinggi nutrisi akan hilang dan tanaman akan menunjukkan kekurangan nutrisi. Jika pH terlalu rendah, amoniak akan menumpuk dan beracun bagi ikan, pada tahapan tertentu beberapa nutrisi juga berkurang.

Tidak ada komentar: